08/01/10

KA Super Cepat Cirebon-Bandung-Jakarta


http://bandung.detik.com/images/content/2010/01/06/486/shinkansen.jpg
Shinkansen (foto: Dadan/detikcom)

Bandung - Mega proyek kereta api super cepat yang nilai investasinya US$ 3 miliar atau sekitar Rp 30 triliun akan melibatkan tiga pemerintah daerah, yaitu Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten. Sebab rute kereta api super cepat itu akan melalui Cirebon-Majalengka-Bandung-Jakarta-Bandara Soekarno Hatta.

"Kita nanti akan koordinasi dengan Pemprov DKI Jakarta dan Banten, sebab rute yang akan diambil melewati daerah mereka," ujar Kepala Badan Koordinasi Promosi dan Penanaman Modal Daerah (BKPMD) Jabar Iwa Karniwa saat dihubungi detikbandung melalui telepon, Rabu (6/1/2010).

Menurutnya rute pasti yang akan dilewati proyek kereta api supercepat yang dinamai Hydrogen Hi-Speed Rail Super Highway (H2RSH), adalah Cirebon-bandara internasional di Kertajati Majalengka-Bandung-Jakarta-Bandara Soekarno Hatta di Cengkareng Banten.

"Mereka (DKI Jakarta dan Banten-red) juga meminta untuk dilibatkan dalam mega proyek ini," ungkap Iwa. Tak hanya kedua provinsi itu, mega proyek ini juga akan melibatkan Kadin Pusat.

Selanjutnya Iwa membeberkan awal mula investasi mega proyek kereta api supercepat itu di Jabar. Menurutnya semua berawal pada 1 Desember 2009 lalu di Kualalumpur, di mana sebanyak 10 perusahaan asing menandatangani Memorandum of Agreement (MoA) proyek US$ 3 miliar yang berupa pembangunan kereta super cepat dan ramah lingkungan Jakarta-Cirebon-Bandung sepanjang 357 km.

Selanjutnya, KJRI Los Angeles memenuhi undangan CAEDZ (The Eco Synesis Group) pada tanggal 4 Januari 2010 di Los Angeles untuk menyaksikan penandatangan MoA beberapa konsorsium perusahaan di AS untuk Hydrogen Hi-Speed Rail Super Highway (H2RSH). Jumlah perusahaan menjadi bertambah, jadi 15 perusahaan.

Moda transportasi modern ini akan beroperasi dan memberi keuntungan/keunggulan jika dibandingkan dengan moda generasi sebelumnya seperti shinkansen (bullet train dari Jepang). Keuntungan tersebut antara lain terkait biaya konstruksi yang lebih murah (US$ 10 juta/mil sedangkan moda konvensional sampai US$ 36 juta/mil), break event point diperkirakan hanya 2 tahun sedangkan moda konvensional sekitar 50 tahun, berbeda dengan moda konvensional yang hanya mengangkut orang moda transportasi baru tersebut juga dapat dipergunakan untuk mengangkut barang (freights dan automobiles)

H2RSH juga memberikan alternatif transportasi yang efektif mengingat dapat beroperasi pada kecepatan yang lebih cepat sehingga diperkirakan dapat menghemat waktu ke tempat tujuan. Selain itu, H2RSH memberikan kentungan ekonomis dikarenakan selain berfungsi sebagai moda transportasi dapat menghasilkan energi yang dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan energi daerah tertentu, seperti tenaga listrik, air bersih, dan lain-lain.(ern/avi)
www.detik.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar